Tak Mau Berjilbab, Alasan dan Jawaban

Seorang muslimah, diperintahkan untuk menutup auratnya ketika keluar rumah, yaitu dengan mengenakan pakaian syar’i yang dikenal dengan jilbab atau hijab. Namun dalam kenyataan masih banyak di antara para muslimah yang belum mau memakainya. Ada yang dilarang oleh orang tuanya, ada yang beralasan belum waktunya atau nanti setelah pergi haji dan segudang alasan yang lain. Nah apa jawaban untuk mereka?

1. Saya Belum Bisa Menerima Hijab

Untuk ukhti yang belum bisa menerima hijab maka perlu kita tanyakan, “Bukankah ukhti sungguh-sungguh dan yakin dalam memeluk Islam, dan bukankah ukhti telah mengucapkan la ilaha illallah Muhammad rasulullah dengan yakin? Yang berarti menerima apa saja yang diperintahkan Allah Subhannahu wa Ta’ala dan Rasulullah? Jika ya maka sesungguhnya hijab adalah salah satu syari’at Islam yang harus dilaksanakan oleh para muslimah. Allah Subhannahu wa Ta’ala telah memerintah kan para mukminah untuk memakai hijab dan demikian pula Rassulullah Shalallaahu alaihi wasalam memerintahkan itu. Jika anda beriman kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, maka anda tentu akan dengan senang hati memakai hijab itu.

2. Saya Menerima Hijab, Namun Orang Tua Melarang.

Kalau saya tidak taat kepada orang tua, saya bisa masuk neraka. Kepada saudariku kita beritahukan bahwa memang benar orang tua memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia, dan kita diperintahkan untuk berbakti kepada mereka. Namun taat kepada orang tua dibolehkan dalam hal yang tidak mengandung maksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala , sebagaimana dalam firman-Nya, artinya,

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya,” (QS. Luqman:15)

Meskipun demikian kita tetap harus berbuat baik kepada kedua orang tua kita selama di dunia ini.

Inti permasalahannya adalah, bagaimana saudari taat kepada orang tua namun bermaksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, padahal Allah Subhannahu wa Ta’ala adalah yang menciptakan anda, memberi nikmat, rizki, menghidupkan dan juga yang menciptakan kedua orang tua saudari?

3. Saya Tidak Punya Uang untuk Membeli Jilbab

Ada dua kemungkinan wanita muslimah yang mengucapkan seperti ini, yaitu mungkin dia berdusta dan mungkin juga dia jujur. Jika dalam kesehariannya dia mampu membeli berbagai macam pakaian dengan model yang beraneka ragam, mampu membeli perlengkapan ini dan itu, maka berarti dia telah bohong. Dia sebenarnya memang tidak berniat untuk membeli pakaian yang sesuai tuntunan syari’at. Padahal pakaian syar’i biasanya tidak semahal pakaian-pakaian model baru yang bertabarruj.

Maka apakah saudari tidak memilih pakaian yang seharusnya dikenakan oleh seorang wanita muslimah. Apakah anda tidak memilih sesuatu yang dapat menyelamatkan anda dari adzab Allah Subhannahu wa Ta’ala dan kemurkaan-Nya? Ketahuilah pula bahwa kemuliaan seseorang bukan pada model pakaiannya, namun pada takwanya kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala . Dia telah berfirman, artinya,

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.” (QS. al-Hujurat:13)

Adapun jika memang anda seorang yang jujur, jika benar-benar saudari berniat untuk memakai jilbab maka Allah Subhannahu wa Ta’ala akan memberikan jalan keluar. Allah Subhannahu wa Ta’ala telah mengatakan, artinya,

“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. ath-Thalaq 2-3)

Kesimpulannya adalah bahwa untuk mencapai keridhaan Allah dan untuk mendapatkan surga, maka segala sesuatu akan menjadi terasa ringan dan mudah.

4. Cuaca Sangat Panas

Jika saudari beralasan bahwa cuaca sangat panas, kalau memakai jilbab rasanya gerah, maka saudari hendaklah selalu mengingat firman Allah Subhannahu wa Ta’ala , artinya,

“Katakanlah, “Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas(nya)” jikalau mereka mengetahui.”(QS. 9:81)

Apakah anda menginginkan sesuatu yang lebih panas lagi daripada panasnya dunia ini, dan bagaimana saudari menyejajarkan antara panasnya dunia dengan panasnya neraka? Yang dikatakan oleh Allah Subhannahu wa Ta’ala , artinya,

“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah.” (QS. 78:24-25)

Wahai saudariku, ketahuilah bahwa surga itu diliputi dengan berbagai kesusahan dan segala hal yang dibenci nafsu, sedangkan neraka dihiasi dengan segala yang disenangi hawa nafsu.

5. Khawatir Nanti Aku Lepas Jilbab Lagi

Ada seorang muslimah yang mengatakan, “Kalau aku pakai jilbab, aku khawatir nanti suatu saat melepasnya lagi.” Saudariku, kalau seseorang berpikiran seperti anda, maka bisa-bisa dia meninggalkan seluruh atau sebagian ajaran agama ini. Bisa-bisa dia tidak mau shalat, tidak mau berpuasa karena khawatir nanti tidak bisa terus melakukannya.

Itu semua tidak lain merupakan godaan dan bisikan setan, maka hendaklah suadari mencari sebab-sebab yang dapat menjadikan anda selalu beristiqamah. Di antaranya dengan banyak berdo’a agar diberikan ketetapan hati di atas agama, bersabar dan melakukan shalat dengan khusyu’. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman, artinya,
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. 2:45)

Jika saudari telah memegang teguh sebab-sebab hidayah dan telah merasakan manisnya iman maka saudari pasti tidak akan meninggalkan perintah Allah Subhannahu wa Ta’ala , karena dengan melaksanakan itu anda akan merasa tentram dan nikmat.

6. Aku Takut Tidak Ada Yang Menikahiku

Saudariku! Sesungguhnya laki-laki yang mencari istri seorang wanita yang bertabarruj, membuka aurat dan senang melakukan berbagai kemaksiatan maka dia adalah laki-laki yang tidak memiliki rasa cemburu. Dia tidak cemburu terhadap yang diharamkan Allah Subhannahu wa Ta’ala, tidak cemburu terhadapmu, dan tidak akan membantumu dalam ketaatan, menuju surga serta menyelamatkanmu dari neraka.

Jadilah engkau wanita yang baik, insya Allah Subhannahu wa Ta’ala engkau mendapatkan suami yang baik pula. Engkau lihat berapa banyak wanita yang tidak berhijab, namun dia tidak menikah, dan engkau lihat berapa banyak wanita berjilbab yang telah menjadi seorang istri.

7. Kita Harus Bersyukur

“Oleh karena kecantikan merupakan nikmat dari Allah Subhannahu wa Ta’ala, maka kita harus bersyukur kepada-Nya, dengan memperlihatkan keindahan tubuh, rambut dan kecantikan kita.” Mungkin ada di antara muslimah yang beralasan demikian.

Suadariku! Itu bukanlah bersyukur, karena bersyukur kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala bukan dengan cara melakukan kemaksiatan. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman,

“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka.” (QS. an-Nur:31)

Dalam firman-Nya yang lain,
“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. (QS.al-Ahzab:59)

Nikmat terbesar yang Allah Subhannahu wa Ta’ala berikan kepada kita adalah iman dan Islam, jika anda ingin bersyukur kepada Allah maka perlihatkanlah kesyukuran itu dengan sesuatu yang disenangi dan diperintahkan Allah Subhannahu wa Ta’ala, di antaranya adalah dengan mememakai hijab atau jilbab. Inilah syukur yang sebenarnya.

8.Belum Mendapatkan Hidayah

Ada sebagian muslimah yang mengatakan, “Saya tahu bahwa jilbab itu wajib, namun saya belum mendapatkan hidayah untuk memakainya.” Kepada saudariku yang yang beralasan demikian kami katakan, “Bahwa hidayah itu ada sebabnya sebagaimana sakit itu akan sembuh dengan sebab pula. Orang akan kenyang juga dengan sebab, yakni makan. Kalau anda setiap hari meminta kepada Allah agar ditunjukkan ke jalan yang lurus, maka anda harus berusaha meraihnya.Di antaranya, hendaklah anda bergaul dengan wanita yang baik-baik, ini merupakan sarana yang sangat efektif, sehingga hidayah dapat anda raih dan terus-menerus terlimpah kepada ukhti.

9.Aku Takut Dikira Golongan Sesat

Ketahuilah saudariku! Bahwa dalam hidup ini hanya ada dua kelompok, hizbullah (kelompok Allah) dan hizbusy syaithan (kelompok syetan). Golongan Allah adalah mereka yang senantiasa menolong agama Allah Subhannahu wa Ta’ala, melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Sedangkan golongan setan sebaliknya selalu bermaksiat kepada Allah dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dan ketika ukhti melakukan ketaatan, salah satunya adalah memakai hijab maka berarti ukhti telah menjadi golongan Allah ƒ¹, bukan kelompok sesat.

Sebaliknya mereka yang mengumbar aurat, bertabarruj, berpakaian mini dan yang semisal itu, merekalah yang sesat. Mereka telah terbius godaan syetan atau menjadi pengekor orang-orang munafik dan orang-orang kafir. Maka berbahagialah anda sebagai kelompok Allah Subhannahu wa Ta’ala yang pasti menang.

Jilbab atau hijab adalah bentuk ibadah yang mulia, jangan sejajarkan itu dengan ocehan manusia rendahan. Dia disyari’atkan oleh Penciptamu, kalau engkau taat kepada manusia dalam rangka bermaksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala maka sungguh engkau akan binasa dan merugi. Mengapa engkau mau diperbudak oleh mereka dan meninggalkan ketaatan kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala Yang menciptakan, memberi rizki, menghidupkan dan mematikanmu?

Sumber: Buletin Darul Qasim, ” Wa man Yamna’uki minal hijab”, Dr Huwaidan Ismail

Tips Sehat Rambut Berjilbab

Oleh: Azizah Fikriyah

20 September 2008

Bagi anda yang sering menutupi rambut dengan jilbab, topi atau sejenisnya kesehatan rambut harus anda perhatikan. Udara yang minimalis dalam jilbab ternyata bisa merusak rambut anda. Untuk itu simak tips berikut ini:

1. Pilihlah kerudung atau jilbab dari bahan yang mudah menyerap keringat. Seperti katun atau kaos. Bahan kain yang mudah menyerap keringat dan berpori-pori besar sangat berguna untuk memudahkan sirkulasi udara di kepala.
2. Anda suka model kerudung modern. Boleh saja anda mengkreasikan model kerudung anda hingga berlapis-lapis. Tapi ingat jangan lebih dari 4 helai ya. Semakin tebal kerudung anda, makin sulit rambut anda bernafas.
3. Hindari menggunakan lapisan kerudung dengan terlalu sering dan kencang. Selain membutat rambut sulit bernafas, hal ini juga berpotensi untuk membuat kulit kepala lembab.
4. Jika hendak menggunakan jilbab lebih baik anda mengurai rambut anda atau jangan mengikatnya terlalu kencang. Untuk menghindari rambut yang digulung sebaiknya jangan biarkan rambut anda penjang melebihi 60 cm.
5. Hindari warna gelap untuk kerudung atau jilbab. Warna gelap mudah menyerap matahari. Jika aktivitas anda lebih banyak di bawah sinar matahari lebih baik pilih warna lembut atau putih.
6. Jangan terlalu sering mengikat kerudung anda di bagian leher. Udara yang keluar masuk ke rambu anda akan semakin menipis jika anda mengikat kerudung di leher. Kerudung sebaiknya dilepas hingga bagian tepinya menjuntai agar rambut muda bernafas
Semoga Anda Istiqomah Berjilbab

Sepuluh Alasan Untuk Tidak Memakai Jilbab

Oleh : Dr. Huwayda Ismaeel (Diterjemahkan dari artikel berbahasa

Inggris)

ALASAN I : Saya belum benar-benar yakin akan fungsi/kegunaan jilbab

Kami kemudian menanyakan dua pertanyaan kepada saudari ini; Pertama,
apakah ia benar-benar percaya dan mengakui kebenaran agama Islam?
Dengan alami ia berkata, Ya, sambil kemudian mengucap Laa Ilaa ha
Illallah! Yang menunjukkan ia taat pada aqidahnya dan Muhammadan
rasullullah! Yang menyatakan ia taat pada syariahnya. Dengan begitu ia
yakin akan Islam beserta seluruh hukumnya. Kedua, kami menanyakan;
Bukankah memakai jilbab termasuk hukum dalam Islam? Apabila saudari
ini jujur dan dan tulus dalam ke-Islamannya, ia akan berkata; Ya, itu
adalah sebagian dari hukum Islam yang tertera di Al-Quran suci dan
merupakan sunnah Rasulullah SAWW yang suci. Jadi kesimpulannya disini,
apabila saudari ini percaya akan Islam dan meyakininya, mengapa ia
tidak melaksanakan hukum dan perintahnya?

ALASAN II : Saya yakin akan pentingnya jilbab namun Ibu saya
melarangnya, dan apabila saya melanggar ibu, saya akan masuk neraka.

Yang telah menjawab hal ini adalah ciptaan Allah Azza wa Jalla
termulia, Rasulullah SAWW dalam nasihatnya yang sangat bijaksana;
“Tiada kepatuhan kepada suatu ciptaan diatas kepatuhan kepada Allah
SWT.” (Ahmad) Sesungguhnya, status orangtua dalam Islam, menempati
posisi yang sangat tinggi dan terhormat. Dalam sebuah ayat disebutkan;
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan- Nya dengan
sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang Ibu Bapak . . “
(QS. An-Nisa:36). Kepatuhan terhadap orangtua tidak terbatas kecuali
dalam satu aspek, yaitu apabila berkaitan dengan kepatuhan kepada
Allah SWT. Allah berfirman; ” dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu
tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya…(QS. Luqman : 15)

Berbuat tidak patuh terhadap orangtua dalam menjalani perintah Allah
SWT tidak menyebabkan kita dapat berbuat seenaknya terhadap mereka.
Kita tetap harus hormat dan menyayangi mereka sepenuhnya. Allah
berfirman di ayat yang sama; “dan pergaulilah keduanya di dunia dengan
baik. Kesimpulannya, bagaimana mungkin kamu mematuhi ibumu namun
melanggar Allah SWT yang menciptakan kamu dan ibumu.

ALASAN III : Posisi dan lingkungan saya tidak membolehkan saya
memakai jilbab.

Saudari ini mungkin sati diantara dua tipe: dia tulus dan jujur,
atau sebaliknya, ia seorang penipu yang mengatasnamakan lingkungan
pekerjaannya untuk tidak memakai jilbab. Kita akan memulai dengan
menjawab tipe dia adalah wanita yang tulus dan jujur. “Apakah anda
tidak tidak menyadari saudariku tersayang, bahwa wanita muslim tidak
diperbolehkan untuk meninggalkan rumah tanpa menutupi auratnya dengan
hijab dan adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk mengetahuinya?
Apabila engkau, saudariku, menghabiskan banyak waktu dan tenagamu
untuk melakukan dan mempelajari berbagai macam hal di dunia ini,
bagaimana mungkin engkau dapat sedemikian cerobohnya untuk tidak
mempelajari hal-hal yang akan menyelamatkanmu dari kemarahan Allah dan
kematianmu?” Bukankah Allah SWT telah berfirman; “maka bertanyalah
kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui
(QS An-Nahl : 43). Belajarlah untuk mengetahui hikmah menutup auratmu.
Apabila kau harus keluar rumahmu, tutupilah auratmu dengan jilbab, carilah kesenangan Allah SWT daripada kesenangan syetan. Karena kejahatan dapat berawal dari pemandangan yang memabukkan dari seorang wanita.

Saudariku tersayang, apabila kau benar-benar jujur dan tulus dalam
menjalani sesuatu dan berusaha, kau akan menemukan ribuan tangan
kebaikan siap membantumu, dan Allah SWT akan membuat segala
permasalahan mudah untukmu. Bukankah Allah SWT telah berfirman;
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. .”(QS. AtTalaq :2-3). Kedudukan dan kehormatan
adalah sesuatu yang ditentukan oleh Allah SWT. Dan tidak bergantung
pada kemewahan pakaian yang kita kenakan, warna yang
> mencolok, dan mengikuti trend yang sedang berlaku. Kehormatan dan
kedudukan lebih kepada bersikap patuh pada Allah SWT dan Rasul-Nya
SAWW, dan bergantung pada hukum Allah SWT yang murni. Dengarkanlah
kalimat Allah; sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di
sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu..”(QS.
Al-Hujurat:13) .Kesimpulannya, lakukanlah sesuatu dengan mencari
kesenangan dan keridhoan Allah SWT, dan berikan harga yang sedikit
pada benda-benda mahal yang dapat menjerumuskanmu.

ALASAN IV : Udara di daerah saya amatlah panas dan saya tidak dapat
menahannya. Bagaimana mungkin saya dapat mengatasinya apalagi jika
saya memakai jilbab.

Allah SWT memberikan perumpamaan dengan mengatakan; “api neraka
jahannam itu lebih lebih sangat panas(nya) jikalau mereka
mengetahui.. “(QS At-Taubah : 81)Bagaimana mungkin kamu dapat
membandingkan panas di daerahmu dengan panas di neraka jahannam?
Sesungguhnya saudariku, syetan telah mencoba membuat talli besar untuk
menarikmud ari panasnya bumi ini kedalam panasnya suasana neraka.
Bebaskan dirimu dari jeratannya dan cobalah untuk melihat panasnya
matahari sebagai anugerah, bukan kesengsaraan. Apalagi mengingat bahwa
intensitas hukuman dari Allah SWT akan jauh lebih berat dari apa yang
kau rasakan sekarang di dunia fana ini. Kembalilah pada hukum Allah
SWT dan berlindunglah dari hukuman-Nya, sebagaimana tercantum dalam
ayat; “mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula
mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah”(QS. AN-NABA
78:24-25). Kesimpulannya, surga yang Allah SWT janjikan, penuh dengan
cobaan dan ujian. Sementara jalan menuju neraka penuh
dengan kesenangan, nafsu dan kenikmatan.

ALASAN V : Saya takut, bila saya memakai jilbab sekarang, di lain
hari saya akan melepasnya kembali, karena saya melihat banyak sekali
orang yang begitu.

Kepada saudari itu saya berkata, “apabila semua orang
mengaplikasikan logika anda tersebut, mereka akan meninggalkan seluruh
kewajibannya pada akhirnya nanti! Mereka akan meninggalkan shalat lima
waktu karena mereka takut tidak dapat melaksanakan satu saja waktu
shalat itu. Mereka akan meninggalkan puasa di bulan ramadhan, karena
mereka tekut tidak dapat menunaikan satu hari ramadhan saja di bulan
puasa, dan seterusnya. Tidakkah kamu melihat bagaimana syetan telah
menjebakmu lagi dan memblokade petunju bagimu? Allah SWT menyukai
ketaatan yang berkesinambungan walaupun hanya suatu ketaatan yang
sangat kecil atau dianjurkan. Lalu bagaimana dengan sesuatu yang
benar-benar diwajibkan sebagaimana kewajiban memakai jilbab?
Rasulullah SAW bersabda; “Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah
perbuatan mulia yang terus menerus, yang mungkin orang lain anggap
kecil.” Mengapa kamu saudariku, tidak melihat alasan mereka yang
dibuat-buat untuk menanggalkan kembali jilbab mereka dan
menjauhi mereka? Mengapa tidak kau buka tabir kebenaran dan
berpegang teguh padanya? Allah SWT sesungguhnya telah berfirman; “maka
kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu,
dan bagi mereka yang datang di masa kemudian, serta menjadi pelajaran
bagi orang-orang yang bertakwa”(QS. AL BAQARAH 2:66) Kesimpulannya,
apabila kau memgang teguh petunjuk dan merasakan manisnya keimanan,
kau tidak akan meninggalkan sekali pun perintah Allah SWT setelah kau
melaksanakannya.

ALASAN VI : Apabila saya memakai jilbab, maka jodohku akan sulit,
jadi aku akan memakainya nanti setelah menikah.

Saudariku, suami mana pun yang lebih menyukaimu tidak memakai jilbab
dan membiarkan auratmu di depan umum, berarti dia tidak mengindahkan
hukum dan perintah Allah SWT dan bukanlah suami yang berharga sejak
semula. Dia adalah suami yang tidak memiliki perasaan untuk melindungi
dan menjaga perintah Allah SWT, dan jangan pernah berharap tipe suami
seperti ini akan menolongmu menjauhi api neraka, apalagi memasuki
surga Allah SWT. Sebuah rumah yang dipenuhi dengan ketidak-taatan
kepada Allah SWT, akan selalu menghadapi kepedihan dan kemalangan di
dunia kini dan bahkan di akhirat nanti. Allah SWT bersabda; “dan
barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari
kiamat dalam keadaan buta”(QS. TAHA 20:124) Pernikahan adalah sebuah
pertolongan dan keberkahan dari Allah SWT kepada siapa saja yang Ia
kehendaki. Berapa banyak wanita yang ternyata menikah sementara mereka
yang tidak memakai jilbab tidak?

Apabila kau, saudariku tersayang, mengatakan bahwa
ketidak-tertutupanm u kini adalah suatu jalan menuju sesuatu yang
murni, asli, yaitu pernikahan. Tidak ada ketertutupan. Saudariku,
suatu tujuan yang murni, tidak akan tercapai melalui jalan yang tidak
murni dan kotor dalam Islam. Apabila tujuannya bersih dan murni, serta
terhormat, maka jalan menuju kesana pastilah harus dicapai dengan
bersih dan murni pula. Dalam syariat Islam kita menyebutnya : Alat
atau jalan untuk mencapai sesuatu, tergantung dari peraturan yang ada
untuk mencapai tujuan tersebut. Kesimpulannya, tidak ada keberkahan dari suatu perkawinan yang didasari oleh dosa dan kebodohan.

ALASAN VII : Saya tidak memakai jilbab berdasarkan perkataan Allah
SWT : “dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu
menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)”( QS.Ad-Dhuhaa 93: 11). Bagaimana
mungkin saya menutupi anugerah Allah berupa kulit mulus dan rambutku
yang indah?

Jadi saudari kita ini mengacu pada Kitab Allah selama itu mendukung
kepentingannya dan pemahamannya sendiri ! ia meninggalkan tafsir
sesungguhnya dibelakang ayat itu apabila hal itu tidak
menyenangkannya. Apabila yang saya katakan ini salah, mengapa saudari
kita ini tidak mengikuti ayat : “janganlah mereka menampakkan
perhiasannya kecuali yang nampak daripadanya” (QS An-Nur 24: 31] dan
sabda Allah SWT: “katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri orang mukmin; hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya..” (QS Al-Ahzab 33:59). Dengan pernyataan darimu itu,
saudariku, engkau telah membuat syariah sendiri bagi dirimu, yang
sesungguhnya telah dilarang oleh Allah SWT, yang disebut at-tabarruj
dan as-sufoor. Berkah terbesar dari Allah SWT bagi kita adalah iman
dan hidayah, yang diantaranya adalah menggunakan hijab. Mengapa kamu
tidak mempelajari dan menelaah anugerah terbesar bagimu ini?
Kesimpulannya, apakah ada anugerah dan pertolongan terhadap wanita yang
lebih besar daripada petunjuk dan hijab?

ALASAN VIII : Saya tahu bahwa jilbab adalah kewajiban, tapi saya
akan memakainya bila saya sudah merasa terpanggil dan diberi petunjuk
oleh-Nya.

Saya bertanya kepada saudariku ini, rencana atau langkah apa yang ia
lakukan selama menunggu hidayah, petunjuk dari Allah SWT seperti yang
dia katakan? Kita mengetahui bahwa Allah SWT dalam kalimat-kalimat
bijak-Nya menciptakan sebab atau cara untuk segala sesuatu. Itulah
mengapa orang yang sakit menelan sebutir obat untuk menjadi sehat, dan
sebagainya. Apakah saudariku ini telah dengan seluruh keseriusan dan
usahanya mencari petunjuk sesungguhnya dengan segala ketulusannya,
berdoa, sebagaimana dalam surah Al-Fatihah 1:6 “Tunjukilah kami jalan
yang lurus” serta berkumpul mencari pengetahuan kepada
muslimah-muslimah lain yang lebih taat dan yang menurutnya telah
diberi petunjuk dengan menggunakan jilbab? Kesimpulannya, apabila
saudariku ini benar-benar serius dalam mencari atau pun menunggu
petunjuk dari Allah SWT, dia pastilah akan melakukan jalan-jalan
menuju pencariannya itu.

ALASAN IX : Belum waktunya bagi saya. Saya masih terlalu muda untuk
memakainya. Saya pasti akan memakainya nanti seiring dengan penambahan
umur dan setelah saya pergi haji.

Malaikat kematian, saudariku, mengunjungi dan menunggu di pintumu
kapan saja Allah SWT berkehendak. Sayangnya, saudariku, kematian tidak
mendiskriminasi antara tua dan muda dan ia mungkin saja datang disaat
kau masih dalam keadaan penuh dosa dan ketidaksiapan Allah SWT
bersabda; “tiap umat mepunyai batas waktu; maka apabila telah datang
waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan
tidak dapat (pula) memajukannya” (QS Al-An’aam 7:34] saudariku
tersayang, kau harus berlomba-lomba dalam kepatuhan pada Allah SWT;
“berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan
surga yang luasnya seluas langit dan bumu..”(QS Al-Hadid 57:21)
saudariku, jangan melupakan Allah SWT atau Ia akan melupakanmu di
dunia ini dan selanjutnya. Kau melupakan jiwamu sendiri dengan tidak
memenuhi hak jiwamu untuk mematuhi-Nya. Allah mengatakan tentang
orang-orang yang munafik, “dan janganlah kamu seperti orang-orang yang
lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka
lupa kepada diri mereka sendiri” (QS Al-Hashr 59: 19) saudariku,
memakai jilbab di usiamu yang muda, akan memudahkanmu. Karena Allah
SWT akan menanyakanmu akan waktu yang kau habiskan semasa mudamu, dan
setiap waktu dalam hidupmu di hari pembalasan nanti.Kesimpulannya ,
berhentilah menetapkan kegiatanmu dimasa datang, karena tidak seorang
pun yang dapat menjamin kehidupannya hingga esok hari.

ALASAN X : Saya takut, bila saya memakai jilbab, saya akan di-cap
dan digolongkan dalam kelompok tertentu! Saya benci pengelompokan!

Saudariku, hanya ada dua kelompok dalam Islam. Dan keduanya
disebutkan dalam Kitabullah. Kelompok pertama adalah kelompok /
tentara Allah (Hizbullah) yang diberikan pada mereka kemenangan,
karena kepatuhan mereka. Dan kelompok kedua adalah kelompok syetan
yang terkutuk (hizbush-shaitan) yang selalu melanggar Allah SWT.
Apabila kau, saudariku, memegang teguh perintah Allah SWT, dan
ternyata disekelilingmu adalah saudara-saudaramu yang memakai jilbab,
kau tetapi akan dimasukkan dalam kelompok Allah SWT. Namun apabila kau
memperindah nafsu dan egomu, kau akan mengendarai kendaraan Syetan,
seburuk-buruknya teman.

KESIMPULAN

Tubuhmu, dipertontonkan di pasar para syetan dan merayu hati para
pria Model rambut, pakaian ketat yang mempertontonkan setiap detail
tubuhmu, pakaian-pakaian pendek yang menunjukkan keindahan kakimu, dan
semua yang dapat membangkitkan amarah Allah SWT dan menyenangkan
syetan. Setiap waktumu yang kau habiskan dalam kondisi ini, akan terus
semakin menjauhkanmu dari Allah SWT dan semakin membawamu lebih dekat
pada syetan. Setiap waktu kutukan dan kemarahan menuju kepadamu dari
surga hingga kau bertaubat. Setiap hari membawamu semakin dekat kepada
kematian. “tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan
sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.
Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka
sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain dari
kesenangan yang memperdayakan” (QS Ali `Imran 3:185).
Naikilah kereta untuk mengejar ketinggalan, saudariku, sebelum
kereta itu melewati stasiunmu. Renungkan secara mendalam, saudariku,
apa yang terjadi hari ini sebelum esok datang. Pikirkan tentang hal
ini, saudariku, sekarang, sebelum semuanya terlambat !

“Fa maadza ba’da-lhaqq, illa-dl_dlalaal”
>
>
> Wass.wr.wb